Pages

Boengxoe's Collection

Sabtu, 18 Desember 2010

TAPAK TILAS TERNAK ITIK DESA KRAMATMANIK

I. Pengantar

Apabila ditinjau dari perbatasan desa, Desa Kramatmanik adalah Desa yang diawali oleh Kp. Kramat, tepatnya kampung yang berada dipinggir sungai besar yang dalam dan tenang, yaitu sungai ciliman. Selain itu, juga dihiasi oleh hamparan sawah yang cukup luas. Kp. Kramat berjumlah 28 KK dan terdiri dari 22 rumah. Jumlah penduduk yang relative sedikit untuk ukuran kampung, karenanya lingkungan yang sehat pun lebih mudah tercapai karena mudah terjangkau tingkat indicator kesehatannya. Kp. Kramat adalah salah satu kampung yang sukses dan bebas dari kotoran liar manusia di tahun 2010.

Setelah Kampung Kramat, adalah Kampung Sukatani. Jumlah KK dan rumahnya adalah 40. Kp. Sukatani baru 60% warganya yang sadar jamban. Sebagiannya banyak yang nimbrung untuk sekedar BAB. Kesadarn ini belum terpacu karena memang selain jarak rumah yang berdekatan, tidak ada lahan, juga pemahaman akan kesehatan belum terlalu tertanam.

Kampung Sukatani dan Kampung Kramat adalah 2 kampung yang mendapatkan program Pemberdayaan Kampung dalam bidang Ternak Itik. Perguliran yang karena antusias warga pada pemeliharaan itik, menjadi tolak ukur pendamping desa untuk menggulirkannya di 2 kampung tersebut.

II. Pemeliharaan Itik

Umumnya, itik masih dipelihara secra tradisional dengan penggembalaan secara berpindah-pindah dari sawah ke sawah. Padahal, cara ini tergolong rumit, karena membutuhkan lahan yang luas untuk pemeliharaannya. Karena itu, diperlukan pengalihan teknik pemeliharaannya dari system tradisional ke system intensif (Dikandagkan).

Pemeliharaan itik secara intensif atau yang lebih dikenal dengan pemeliharaan itik lahan kering, akan memberikan beberapa keuntungan, diantaranya itik tidak lagi digembalakan di sawah untuk mencari makan sendiri, tetapi pakan dan minum disediakan didalam kandang. Selain itu, air untuk berenang itik tidak disediakan, sehingga itik tidak hanya memanfaatkan energinya untuk memproduksikan telur.

Pemeliharaan secara intensif juga menjamin kesehatan dan keselamatan itik, serta biaya pemeliharaan lebih efisien. Dengan kata lain, itik yang dikandangakan mampu menghasilkan telur yang lebih banyak dan lebih baik mutunya daripada yang digembalakan.

III. Mengenal Itik

Itik terkenal sebagai unggas yang sangat produktif. Umunya, ada dua pilihan dalam membudidayakannya, yaitu sistem tradisional (gembalaan) dan sistem intensif (dikandangkan). Sepintas, itik gembalaan terlihat menguntungkan, karena pemeliharaannya tidak membutuhkan pakan tambahan. Namun, sebenarnya produktivitas itik gembalaan tidak maksimal. Produksi telur itik gembalaan paling tinggi hanya 50%, sedangkan produksi telur itik dengan sistem intensif bila mencapai 80%, dan ini berlangsung sepanjang tahun. Karena produksinya maksimal, keuntungan yang diperoleh pun lebih tinggi dibandingkan dengan itik gembalaan.

Selain itu, beternak itik secara intensif lebih banyak menghemat air. Pasalnya, air yang diperlukan sebatas untuk minum. Karena itu, usaha ini sangat cocok untuk usaha keluarga, karena tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. Hanya dengan halaman seluas 5 x 10 dapat menampung sekitar 200 ekor itik. Modal yang diperlukan pun tidak terlalu besar, terutama jika bibit awal dihasilkan sendiri. Jadi, walaupun biaya pakan yang dikeluarkan cukup banyak, itik juga member imbalan setimpal berupa telur setiap hari.

Selain itu, itik petelur yang diternak secara intensif tidak membutuhkan pejantan, karena yang dihasilkan itik adalah telur konsumsi, bukan telur tetesan. Namun, jika ingin menghasilkan telur tetas untuk bibit, itik harus diberi pejantan dan dilepas ke air agar bias kawin.

Setidaknya, beternak itik secara intensif lebih menguntungkan dibandingkan dengan beternak secara tradisional atau gembalaan. Berikut ini beberapa keuntungannya :

a) Peternakan dapat dilakukan dimana saja, tidak perlu daerah berair dan tanah luas untuk pemeliharaannya.

b) Produksi telur lebih tinggi, karena kebutuhan ransum terjamin dan terkontrol.

c) Produksi telur stabil, tidak tergantung pada musim atau cuaca.

d) Masa rontok bulu dapat dipersingkat dan berlangsung serentak.

e) Pengelolaan dan pengendalian penyakit lebih mudah.

f) Biaya pemeliharaanya lebih murah.

Pada dasarnya, budi daya itik di kandang bisa berhasil, jika sumber daya manusia, manajemen kandang, dan pemberian pakan berlangsung lancer dan baik. Selain itu, dibutuhkan juga perhatian dan ketekunan. Pasalnya, itu termasuk unggas yang mudah stress jika kebutuhannya tidak terpenuhi.

œ Ciri Induk Petelur yang Baik

Memilih bibit itik yang baik merupakan salah satu factor penting dalam pemeliharaan itik secara intensif. Karena itu, dibutuhkan pemahaman khusus agar itik petelur yang diharapkan bias didapat. Berikut ini karakteristik itik petelur yang baik.

1. Badannya berbentuk langsing, tegak, seperti botol.

2. Bentuk leher kecil, panjang, dan bulat seperti rotan.

3. Kepalanya kecil, mata terang, dan terletak di bagian atas kepala.

4. Sayap menutup rapat di badan dengan ujungnya terlihat rapi di pangkal ekor.

5. Bulu tumbuh rata, halus, dan berkilau (tidak suram)

6. Kaki berdiri kokoh

7. Tidak terdapat luka.

IV. Manajemen Pemeliharaan dan Pakan Itik

Pakan unggas terdiri dari campuran bahan-bahan baku seperti jagung, dedak, bungkil, tepung ikan, dan bahan-bahan lain. Mengingat pakan merupakan biaya terbesar dalam proses produksi, perlu diupayakan penghematan dalam penggunaannya. Pasalnya, untuk mencapai bobot tertentu, diperlukan jumlah pakan yang disesuaikan dengan kebutuhan.

§ Fase Pemeliharaan Itik

Pada dasarnya, pemeliharaan itik bias dimulai dari usia satu hari hingga masa apkir. Masa pemeliharaan tersebut dibagi kedalam tiga bagian, yaitu pemeliharaan itik masa awal (starter), masa remaja (grower), dan masa produktif (layer). Untuk masing-masing fase, jenis pakannya dapat diberikan sesuai ketentuan berikut ini.

Fase

Nama

Umur

Pertama

Starter

0-3 minggu

Kedua

Grower

3-20 minggu

Grower I

3-10 minggu

Grower II

10-22 minggu

Ketiga

Layer atau produksi

>22 minggu

Salah satu kunci keberhasilan budi daya itik terletak pada tata laksana pemeliharaan itik sampai berusia 22 minggu. Kesalahan pemeliharaan akan memperlambat itik tumbuh dewasa, sehingga tidak dapat berproduksi pada usia yang diharapkan.

a. Masa Rontok Bulu

Periode bertelur itik dibatasi pada peristiwa rontok bulu, biasanya terjadi setelah itik memproduksi telur selama 9-12 bulan. Pada proses ini, sebagian itik berhenti bertelur selama 2-3bulan, sehingga dalam satu populasi produksinya hanya mencapai 10-20%. Rontok bulu adalah proses terlepasnya bulu yang kemudian diikuti tumbuhnya bulu-bulu baru pengganti bulu lama. Jika pertumbuhan bulu-bulu sudah sempurna, itik akan kembali bertelur seperti masa sebelumnya. Pada masa ini, itik cenderung banyak makannya, tetapi tidak menghasilkan telur. Karenanya, pakan yang diberikan kualitas dan porsinya harus dikurangi. Pakannya cukup yang murah, misalnya dedak. Peternak umumnya menghendaki proses rontok bulu ini segera usai, sehingga produksi telur dapat berlanjut lagi. Agar rontok bulu berlangsung serentak, sebaiknya ternak dipuasakan selama 3 hari, tidak diberikan pakan dan minum. Akibatnya, itik menjadi lemah. Setelah itu, itik kembali diberi pakan sedikit demi sedikit. Jika bulu itik telah rontok semua, pakan dinormalkan kembali dan kadar protein dinaikkan kembali hingga 20%. Dalam waktu dua bulan, produksi telur akan kembali dan kadar protein pakan diturunkan kembali menjadi 18%.

b. Periodesasi Peremajaan

Jika memelihara 200 ekor, sebaiknya itik dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok I berupa itik dara yang belum mulai bertelur. Kelompok II dan III berupa itik yang sedang berada dalam puncak produksi. Sementara kelompok IV berupa itik yang sudah harus dilaring untuk mulai produksi tahap II. Satu kelompok terdiri dari 50 ekor. Pembagian ini selain berguna untuk mengatasi masa istirahat, juga memudahkan peremajaan.

§ Kebutuhan Pakan Selama Pemeliharaan

Dalam menggunakan pakan alterative harus berpegang pada kadar protein yang diperlukan itik. Anak itik yang berumur 0-3 minggu, kadar protein yang diberikan berkisar 18-22%, itik dara atau remaja yang berumur 3-22 minggu diberikan 16-18%, sementara itik berumur lebih dari 22 minggu diberikan sekitar 16% dan bagi itik yang sudah bertelur diberikan sekitar 18% protein.

V. Speak By Data

Pengembangan ternak itik di Desa Krmatamanik sudah mulai berkembang dan memberikan manfaat bagi sekeklilingnya. Ini dilihat dari perubahan sekitar yang ternyata warga lain juga berminat untuk memelihara itik. Awalnya, Bu Ingkem (30), istri Pak RT Kp. Sukatani, membuat telor asin karena banyaknya telor yang dihasilkan oleh bebek tersebut. Beliau menyiasati pendistribusian dengan mengolahnya menjadi telor asin. Tidak banyak yang dibuat pada awal merintis penjualan telor itik ini, hanya 20 butir.

Menitipkan 20 telor itu di warung samping rumahnya, ternyata mampu menarik simpatik warga lain yang melihat dan membeli telor tersebut. Yang akhirnya warga ingin memelihara juga. Semakin banyak peminat terhadap itik, maka peternak itik juga semakin kuat untuk memberdayakannya. Ibu Ingkem juga termasuk orang yang sukses mentetaskan 9 butir bebek dari sejumlah 10 butir. Beliau termasuk orang yang gigih, dengan adanya dorongan suami itu juga menjadi support yang luar biasa, sehingga hasilnya pun cukup memuaskan.

Lain halnya dengan Bu Eem (28), beliau justru menjadikan telor itik sebagai konsumsi anaknya yang masih kecil, yang kini sekolah dibangku Sekolah Dasar. Jarangnya mengonsumsi telor, membuat anaknya merasa senang karena setiap hari ada telor yang muncul dari hasil pengeraman itik.

Ada juga yang paling menarik, perkembangan itik di Kp. Kramat. Warga yang mendapatkan itik dari program ini, dengan sengaja menambah jumlahnya agar banyak dan lebih menarik dalam pemeliharaannya. Tak ayal jumlah telor yang dihasilkan pun banyak. Mereka rela mencari keong di sawah 2x sehari hanya untuk member makan itik agar tercukupkan proteinnya. Tentu saja ini hal yang tidak mudah. Karena dampak dari memunguti keong disawah adalah sakit pinggang, yang memang terasa panas. Sehingga biasanya pengambilan keong di sawah ini bergilir antara istri dan suami. Itulah sebabnya mengapa ternak itik bias karena berjalan, semata-mata bukan hanya inginkan keuntungan saja, melainkan juga dukungan yang diberikan sangat membantu dalam pengembangannya.

Pembagian hasil dari telor ini, masih memakai sistem 10-2. Artinya saat mencapai telor 10 butir dalam pengeramannya, maka warga wajib menyisihkan 2 butir. 1 butir untuk tabungan kas koperasi kelompok tersebut, 1 lagi untuk lembaga.

Dari hasil penyetoran yang sudah dilakukan, Harfa dan Anggota sudah mempunyai asset 100 butir dan sepakat akan dibelikan bebek kembali untuk penambahan anggota baru atau untuk mengganti bebek yang mati.

Harapan dari mereka yang mendapatkan program ini adalah ingin mengembangkan ternak itik sampai sukses dan menjadikan kampung yang bergelut di bidang ternak itik. Hal ini sama diutarakan oleh Bapak Karsam (40) salah satu anggota ternak itik Kp. Kramat.

Dengan adanya perkembangan ini, semoga harapan itu benar-benar bisa terjadi, sehingga dapat membantu perekonomian warga.

Senin, 06 Desember 2010

Cahaya yang Menghilang

Pandeglang, 05 Desember 2010

Darinya... aku belajar tentang kehidupan. Apa itu cinta, kerinduan, kasih sayang, kesabaran, juga keikhlasan. Darinya pula aku tahu bagaimana rasanya menjadi seseorang yang mengajarkan aku kembali tentang keteguhan. Jatuh dan bangun dari keterpurukan dan akhirnya merentas jalan menuju ridhoNya..

Ya..... ia lah guruku..pengalaman terbaik, kesuksesan tertunda dari sebuah kegagalan. Karenanya aku memilih reinkarnasi agar kutemukan kembali separuh jiwaku yang sempat mati suri. Terbangunkan karena ada gertakan yang menghentakkan sanubari lalu “tersentak” kaget dan aku pun tersadarkan. Aku telah kembali... alhamdulillah... terima kasih Robb...

Disuatu malam yang kelam..

Termangu didepan sebuah laptop, sambil mendengarkan lagu-lagu instrumental, lalu mulai menyentuh lembut tiap huruf pada keyboard dan mulai menuangkan apa yang menjadi ganjalan dalam hati..

Hari ini... didepan mereka, aku menyemangati bahwa perubahan menuju perbaikan diri butuh proses, ya proses, karena Allah pun lebih menyukainya dibandingkan hasil. Usia mereka yang masih belia, tak ayal mudah terkontaminasi oleh rasa penasaran terhadap lawan jenis. Dan entah berapa banyak remaja terjerumus karenanya. Karena cinta itu begitu menggoda. Karena cinta itu begitu banyak tipu daya.

Aku tak berharap, ada kesekian kalinya wanita tergoda. Kesucian yang terenggut dengan mudah, penjamahan yang tergadaikan, juga manis rayu tanpa pertanggungjawaban. Cukup hanya wanita-wanita yang penjaja seks saja yang merasakan gemerlapnya dunia nafsu yang menyesatkan, dan cukuplah kita menjadi penonton, bukan ikut menjadi pemain!.

Menangis.. entah berapa tetesan yang keluar dari muara sungai airmata yang menjadi bukti penyesalan setelah semua terkorbankan. Dan wanita lah yang menjadi korban!! Yang didepan mereka tak ada lagi impian indah terlukis karena kandas oleh awan pekat hitam karena setetes noda yang begitu ternafsukan.

Tak ada kehalalan yang tercipta untuk merengkuh keharmonisan dengan seseorang yang menjadi pendamping hidup, karena semua terlampau cepat tertumpahkan dalam ikatan haram. Melupakan segala angan yang sempat terlukis dalam istana harapan, bahkan harapan Ayah Bunda harus tergadaikan dalam waktu yang cepat bagai badai catrina. Senyuman yang seharusnya hadir dari wajah mereka karena menyaksikan kesuksesan dari anak-anaknya justru menjadi targedi airmata kepahitan yang menjadi sejarah yang pedih untuk dikenang. Bermuram durja dalam penyesalan-penyesalan yang tiada henti karena waktu telah berganti dan tak akan pernh terulang kembali...

Menyaksikan penuturan yang tersabda dari mulut mungil gadis belia yang kini sudah hancur kehidupannya, kandas masa depannya, juga lebur impaiannya, membuatku jenuh dengan semua yang ada. Kenapa semua terjadi ? tak bisa kah kita bersabar? Bersabar untuk sebuah kenikmatan dalam kesyukuran yang didalamnya penuh dengan kebahagiaan. Yang Allah telah janjikan untuk hambaNya yang mau bersabar...! cukup!

Meski hidup tak pasti, bergelut dengan aroma tipuan dunia, menjajaki liku-liku perjalanan yang semakin gelap kemana arahnya. Hidup bagai melukis di kanvas, tiap hari menggurat satu goresan. Merangkai titik-titik huruf yang kan menjelma menjadi takdir. Ntahlah berapa nafas kuhembuskan kala kutuang ukiran hati dicatatan ini.

Sabtu, 04 Desember 2010

Catatan Hikmah

Guratan Pena Kehidupan

Hidup Bagai melukis di atas Kanvas
Tiap Hari menggurat satu goresan
Merangkai titik-titik huruf
Yang akan menjelma menjadi takdir

Entah tlah berapa nafas ku hembuskan
Kala ku tuang ukiran hati di layar ini
Jika bukan karena pertolongan-Mu
Berat Ku eja nama-Mu
Ya Rabb bimbing aku selalu.

Periksalah selalu amal kita

Jika kau merasa besar, periksa hatimu, mungkin sedang bengkak
Jika kau merasa suci, periksa jiwamu. Mungkin itu putihnya nanah dari luka nurani
Jika kau merasa tinggi, maka periksa bathinmu, mungkin ia sedang melayang kehilangan Pijakan
Jiak kau merasa wangi, maka periksalah ikhlasmu, mungkin itu asap dari amal shalehmu yang hangus dibakar riya